Sabtu, 19 Agustus 2017







PENDAHULUAN
            Nyeri selama persalinan adalah sesuatu yang normal, karena nyeri ini berasal dari kontraksi uterus. Kontraksi ritmik uterus dan dilatasi servik yang progresif pada kala I menyebabkan sensasi nyeri selama kala I persalinan. Impuls saraf aferen dari servik dan uterus ditransmisikan ke medula spinalis melalui segmen Thorakal 10 – Lumbal 1. Hal ini biasanya akan menyebabkan nyeri pada daerah perut bagian bawah dan daerah pinggang serta sakrum.  Namun kondisi ini tidak dapat lagi dikatakan sebagai kondisi fisiologis jika, nyeri disertai dengan perasaan takut dan tegang yang merupakan factor yang mempengaruhi persepsi nyeri. Dampak nyeri terhadap ibu yang akan bersalin yaitu meningkatkan katekolamin yang menyebabkan takikardi, hypertensi dan gangguan konsumsi oksigen yang juga akan menimbulkan dampak negative terhadap janin. Karena gangguan konsumsi oksigen yang dialami oleh ibu akan menyebabkan gangguan utero placentair BF yang berlanjut dengan Hypoksia pada janin.

PERSALINAN TANPA RASA NYERI
Dewasa ini dikenal beberapa jenis metode persalinan tanpa rasa nyeri, baik metode nonfarmakologi hingga metode farmakologi. Beberapa metode persalinan yang dikenal antara lain Hypnotherapy, Waterbirth, pemberian pethidine, entomox, anastesi epidural dan Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation (TENS). masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun belum ada metode yang memenuhi tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk menghilangkan rasa sakit persalinan adalah : Keamanan, kemudahan dan jaminan terhadap homeostasis janin Hingga kemudian dikenal metode yang dinilai hamper tidak memiliki efeksamping baik pada ibu maupun pada janin dibandingkan dengan metode lainnya, metode ini disebut metode Intrathecal labour Analgeesia (ILA). ILA baru dikenal di Indonesia sehingga masih banyak yang belum mengetahui dan menggunakan metode ILA.

ILA adalah metode pengurang rasa sakit dengan system penyuntikan anastesi melalui ruang intrathecal pada sumsum tulang belakang ibu yang diberikan pada pembukaan di atas 4 cm. Caranya hampir mirip dengan teknik anestesi regional (epidural), tapi ada perbedaan yang cukup mencolok antara ILA dan epidural. Epidural memakai dosis obat cukup tinggi dan disuntikkan ke ruangan sebelum mencapai selaput otak. Kekurangannya otot-otot ibu terpengaruh obat bius sehingga saat mengejan, kekuatan ibu jadi lemah karena ada bagian saraf yang "diblok".  Sedangkan dalam metode ILA, dosis obat bius yang digunakan hanya sepersepuluh obat epidural. Jarum suntiknya pun lebih lembut dan dimasukkan langsung ke dalam selaput otak. Asal tahu saja, di dalam selaput otak tidak ada pembuluh darah sehingga obat bius tidak menyebar. ILA juga hanya memblok rasa nyeri saja tanpa memblok motorik ibu. Ini berarti obat bius tidak akan memengaruhi otot-otot tubuh ibu. Bahkan, setelah diberi ILA, ibu hamil tetap bebas berjalan-jalan. Kekuatan efek ILA pun lebih lama dari epidural. Jika masa kerja epidural hanya 1-2 jam, ILA antara 10-12 jam. Efek epidural setiap 2 jam harus ditambah. Ini berarti volume dan dosis obat akan bertambah terus sehingga membuka peluang untuk masuk ke dalam sirkulasi darah dan pada akhirnya masuk ke dalam tubuh janin. Akibatnya, janin bisa terpengaruh, misalnya, saat lahir akan terlihat mengantuk. Sedangkan ILA hanya bekerja di susunan saraf pusat ibunya. 

Keuntungan I L A antara lain: efektif menghilangkan nyeri persalinan selama kala I dan II persalinan, memfasilitasi kooperasi ( Kerjasama ) pasien selama persalinan dan kelahiran, anestesi untuk tindakan episiotomi atau Persalinan Pervagina dengan Tindakan Operatif ( PPTO ), dapat untuk anestesi operasi sesar ( Time Related ), tidak menyebabkan depresi napas baik pada janin maupun ibu yang disebabkan oleh opioid.

Ada beberapa kontraindikasi dari I L A yaitu : persangkaan Disproporsi Kepala Panggul ( Resiko Ruptura Uteri ). penolakan oleh pasien. perdarahan Aktif, Maternal Septicemia,  Infeksi disekitar lokasi suntikan, dan kelainan pembekuan darah. Efek samping ILA yang mungkin timbul namun dapat diatasi adalah perasaan mual, penurunan tekanan darah serta gatal-gatal ringan.

PENUTUP
I L A adalah tindakan untuk meredakan nyeri persalinan, dan proses persalinan berjalan seperti biasa. Tindakan hanya dilakukan bila diagnosis persalinan telah ditegakkan dan pasien telah meminta untuk dilakukan prosedur meredakan nyeri persalinan. Pemantauan status umum dan kemajuan persalinan harus dilakukan dengan baik selama tindakan I L A dilakukan. Komunikasi, informasi dan Edukasi untik pasien sangat penting terutama dalam kerjasama pimpinan persalinan. Walaupun memiliki beberapa resiko tampaknya Intrathecal Labour Analgesia untuk Persalinan tanpa Rasa Sakit memiliki banyak keuntungan dan membawa kenyamanan tersendiri bagi ibu melahirkan dengan keamanan yang cukup.


DAFTAR PUSTAKA
·         Andriana, Evariny. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. BIP. Jakarta
·         Arfian, Soffin. (2008). Persalinan Tanpa Rasa Sakit : Tren Baru Kenyamanan Bagi Ibu Melahirkan http://pkusolo.wordpress.com/2008/01/12/persalinan-tanpa-rasa-sakit-tren-baru-kenyamanan-bagi-ibu-melahirkan. diakses tanggal 08 Desember 2009.
·         Siagian, Sahat. (2009). Metode Modern atasi Rasa Nyeri Pada Persalinan. RS. Telogo Rejo. Semarang.
·         Tamsuri, Anas. (2007). Konsep dan penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta.

Share this

0 Comment to " "

Posting Komentar