PENDAHULUAN
Nyeri selama persalinan adalah sesuatu yang normal, karena nyeri ini berasal
dari kontraksi uterus. Kontraksi ritmik uterus dan dilatasi servik yang
progresif pada kala I menyebabkan sensasi nyeri selama kala I persalinan.
Impuls saraf aferen dari servik dan uterus ditransmisikan ke medula spinalis
melalui segmen Thorakal 10 – Lumbal 1. Hal ini biasanya akan menyebabkan nyeri
pada daerah perut bagian bawah dan daerah pinggang serta sakrum. Namun
kondisi ini tidak dapat lagi dikatakan sebagai kondisi fisiologis jika, nyeri
disertai dengan perasaan takut dan tegang yang merupakan factor yang
mempengaruhi persepsi nyeri. Dampak nyeri terhadap ibu yang akan bersalin yaitu
meningkatkan katekolamin yang menyebabkan takikardi, hypertensi dan gangguan
konsumsi oksigen yang juga akan menimbulkan dampak negative terhadap janin.
Karena gangguan konsumsi oksigen yang dialami oleh ibu akan menyebabkan
gangguan utero placentair BF yang berlanjut dengan Hypoksia pada janin.
PERSALINAN TANPA RASA NYERI
Dewasa
ini dikenal beberapa jenis metode persalinan tanpa rasa nyeri, baik metode
nonfarmakologi hingga metode farmakologi. Beberapa metode persalinan yang
dikenal antara lain Hypnotherapy, Waterbirth, pemberian pethidine, entomox,
anastesi epidural dan Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation
(TENS). masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun belum ada
metode yang memenuhi tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk
menghilangkan rasa sakit persalinan adalah : Keamanan, kemudahan dan jaminan
terhadap homeostasis janin Hingga kemudian dikenal metode yang dinilai
hamper tidak memiliki efeksamping baik pada ibu maupun pada janin dibandingkan
dengan metode lainnya, metode ini disebut metode Intrathecal labour Analgeesia
(ILA). ILA baru dikenal di Indonesia sehingga masih banyak yang belum
mengetahui dan menggunakan metode ILA.
ILA
adalah metode pengurang rasa sakit dengan system penyuntikan anastesi melalui
ruang intrathecal pada sumsum tulang belakang ibu yang diberikan pada pembukaan
di atas 4 cm. Caranya hampir mirip dengan teknik anestesi regional (epidural),
tapi ada perbedaan yang cukup mencolok antara ILA dan epidural. Epidural
memakai dosis obat cukup tinggi dan disuntikkan ke ruangan sebelum mencapai
selaput otak. Kekurangannya otot-otot ibu terpengaruh obat bius sehingga saat
mengejan, kekuatan ibu jadi lemah karena ada bagian saraf yang
"diblok". Sedangkan dalam metode ILA, dosis obat bius yang
digunakan hanya sepersepuluh obat epidural. Jarum suntiknya pun lebih lembut
dan dimasukkan langsung ke dalam selaput otak. Asal tahu saja, di dalam selaput
otak tidak ada pembuluh darah sehingga obat bius tidak menyebar. ILA juga hanya
memblok rasa nyeri saja tanpa memblok motorik ibu. Ini berarti obat bius tidak
akan memengaruhi otot-otot tubuh ibu. Bahkan, setelah diberi ILA, ibu hamil
tetap bebas berjalan-jalan. Kekuatan efek ILA pun lebih lama dari epidural.
Jika masa kerja epidural hanya 1-2 jam, ILA antara 10-12 jam. Efek epidural
setiap 2 jam harus ditambah. Ini berarti volume dan dosis obat akan bertambah
terus sehingga membuka peluang untuk masuk ke dalam sirkulasi darah dan pada
akhirnya masuk ke dalam tubuh janin. Akibatnya, janin bisa terpengaruh,
misalnya, saat lahir akan terlihat mengantuk. Sedangkan ILA hanya bekerja di
susunan saraf pusat ibunya.
Keuntungan
I L A antara lain: efektif menghilangkan nyeri
persalinan selama kala I dan II persalinan, memfasilitasi kooperasi ( Kerjasama
) pasien selama persalinan dan kelahiran, anestesi untuk tindakan episiotomi
atau Persalinan Pervagina dengan Tindakan Operatif ( PPTO ), dapat untuk
anestesi operasi sesar ( Time Related ), tidak menyebabkan depresi napas baik
pada janin maupun ibu yang disebabkan oleh opioid.
Ada
beberapa kontraindikasi dari I L A yaitu : persangkaan Disproporsi Kepala Panggul
( Resiko Ruptura Uteri ). penolakan oleh pasien. perdarahan Aktif, Maternal
Septicemia, Infeksi disekitar lokasi suntikan, dan kelainan pembekuan
darah. Efek samping ILA yang mungkin timbul namun dapat diatasi adalah perasaan
mual, penurunan tekanan darah serta gatal-gatal ringan.
PENUTUP
I
L A adalah tindakan untuk meredakan nyeri persalinan, dan proses persalinan
berjalan seperti biasa. Tindakan hanya dilakukan bila diagnosis persalinan
telah ditegakkan dan pasien telah meminta untuk dilakukan prosedur meredakan
nyeri persalinan. Pemantauan status umum dan kemajuan persalinan harus
dilakukan dengan baik selama tindakan I L A dilakukan. Komunikasi, informasi
dan Edukasi untik pasien sangat penting terutama dalam kerjasama pimpinan
persalinan. Walaupun memiliki beberapa resiko tampaknya Intrathecal Labour
Analgesia untuk Persalinan tanpa Rasa Sakit memiliki banyak keuntungan dan
membawa kenyamanan tersendiri bagi ibu melahirkan dengan keamanan yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
·
Andriana, Evariny. (2007). Melahirkan
Tanpa Rasa Sakit. BIP. Jakarta
·
Arfian, Soffin. (2008). Persalinan
Tanpa Rasa Sakit : Tren Baru Kenyamanan Bagi Ibu Melahirkan http://pkusolo.wordpress.com/2008/01/12/persalinan-tanpa-rasa-sakit-tren-baru-kenyamanan-bagi-ibu-melahirkan.
diakses tanggal 08 Desember 2009.
·
Siagian, Sahat. (2009). Metode
Modern atasi Rasa Nyeri Pada Persalinan. RS. Telogo Rejo. Semarang.
·
Tamsuri, Anas. (2007). Konsep dan
penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta.
0 Comment to " "
Posting Komentar